Salah satu indikasi dari tidak sehatnya keuangan seseorang adalah adanya hutang yang menumpuk. Memang tidak ada salahnya kita berhutang. Namun yang menjadi masalah adalah ketika kita menjadikan hutan itu suatu kebiasaan dan hal yang lumrah dilakukan.

Kalau kita kembali pada pemikiran rasional kita, maka kita akan menemukan bahwa hutang harus ditangani dengan bijak. Kita tentu meminjam sesuatu pada orang lain jika kita benar-benar membutuhkan. Nah, masalahnya sekarang, semakin mudahnya seseorang mendapatkan pinjaman membuat pemikiran rasional ini sedikit tersingkirkan. Bahkan hutang menjadi kebiasaan ketika kita handak berbelanja. Padahal kita tidak telalu membutuhkanya. Padahal kita mempunyai uang sendiri tanpa harus meminjam. Inilah yang akhirnya dapat menjerat seseorang untuk terjerumus pada lingkaran hutang yang tidak ada habisnya.

Segera rubah pemikiran ini. Secepat apapun kita dapat melunasi hutang kita, kalau dasar dari pemikiran kita masih belum benar maka kita dapat kembali terjerat dengan mudah.

Setelah itu mulai lunasi hutang-hutang kita. Usahakan kita memprioritaskan ini dengan sungguh-sungguh. Sebelum kita melunasi hutang-hutang kita hindari hal-hal yang dapat membuat kita mengeluarkan banyak uang.

Buat evaluasi antara pendapatan dan pengeluaran kita. Jangan sampai pengeluaran kita lebih besar daripada pemasukan kita. Jika memang kebutuhan kita begitu banyak dan lebih besar dari pemasukan, maka cari pendapatan tambahan yang dapat menutupi kebutuhan tersebut. Bisa itu menjadi freelancher atau membuka bisnis sendiri.

Jauh lebih aman jika kita memiliki tabungan masa depan yang kita andalkan untuk kebutuhan kita di masa depan. BPR Jawa Tengah terus mendorong masyarakat untuk rajin menabung dengan berbagai produk-produk tabungan yang menarik seperti deposito berhadiah misalnya. Selamat mencoba!