Adakah cara yang tepat untuk mengukur kekayaan seseorang? Apakah dilihat dari jumlah mobil, rumah dan aset lain yang dimilikinya? Hm, di luar negeri, banyak cara yang dilakukan untuk mengukur tingkat kekayaan seseorang. Salah satu caranya adalah meelihat apakah seseorang termasuk dalam kategori bebas finansial atau mapan dan kaya.

Walaupun tidak ada standar yang pasti, jika Anda ingin mengukur diri sendiri, Anda bisa menggunakan hasil pengukuran tersebut sebagai referensi. Ya, setidaknya ukuran tersebut bisa menjadi motivasi Anda untuk menabung, berinvestasi dan mengumpulkan aset, serta selanjutnya menyiapkan diri untuk masuk ke golongan bebas finansial atau mapan dan kaya.

Pertama adalah kategori bebas finansial. Tolok ukurnya adalah apabila Anda tidak bekerja atau berhenti bekerja saat ini, investasi atau aset Anda tetap dapat memberikan penghasilan setara dengan penghasilan ketika Anda bekerja. Ini juga bisa dijadikan untuk mengukur apakah Anda sudah siap untuk pensiun atau belum.

Kedua adalah kategori kaya. Ini adalah kondisi apabila Anda tidak perlu bekerja dan aset Anda memberikan penghasilan minimum dua kali lipat dari penghasilan atau kebutuhan bulanan Anda.

Ya, baik kategori pertama maupun kedua memang terdengan menarik. Tapi, untuk mencapai fase tersebut, Anda harus menjadi pribadi yang disiplin, baik dalam pengeluaran, menabung, investasi maupun berasuransi.

Semua itu harus dimulai dengan pencatatan dan perhitungan secara rapi dan benar. Tujuannya supaya Anda dapat menghitung berapa besar pendapatan dan pengeluaran Anda setiap bulan untuk mengetahui kekayaan bersih.

Laporan keuangan Anda itu layaknya peta keuangan Anda. Laporan tersebut akan menunjukkan keadaan keuangan saat ini, mengungkapkan ke mana uang keluar dan menuntun Anda untuk menentukan keputusan keuangan masa datang.

Sumber: 2007, Aidil Akbar dalam ‘’Rich Game, Cara Kaya dengan Investasi’’ halaman 16-17.