Hunian di tengah kota telah mengalami satu buah perubahan yang cukup berarti semenjak mulai diperkenalkannya apartemen. Di luar negeri, penggunaan apartemen sebagai hunian utama masyarakat memang telah menjadi hal awam, namun di negeri ini, dimana kultur rumah yang harus berada di atas tanah masih kental, masih asing dengan jenis tempat tinggal yang berada di bangunan tinggi dan menjulang ke atas ini.

Dengan rumah yang berada di atas tanah, maka lahan yang ada di area perkotaan pun menjadi sempit dan perumahan penduduk pun lama-kelamaan semakin bergeser menjauh di tempat kota demi tercapainya kebutuhan akan lahan kosong bagi para pengembang perumahan. Banyak warga yang tidak ingin tinggal jauh dari tempat mereka berkegiatan pun memilih untuk menginvestasikan uangnya untuk membeli apartemen yang biasanya dibangun di area dekat pusat kota baik untuk dijadikan tempat tinggal atau bahkan hanya sekadar menjadi investasi yang nantinya dapat disewakan kembali sehingga mendapatkan pemasukan tambahan.

Nilai jual kembali apartemen yang tinggi menjadi hal yang menggiurkan bagi para masyarakat untuk membelinya, namun, benarkah demikian? Harga beli apartemen sangatlah mahal dan memang benar jika harga jual kembalinya akan lebih tinggi. Namun, jika dibandingkan dengan harga jual kembali investasi tanah ataupun bahkan rumah, rasio nilai jual kembali dari apartemen jelas jauh lebih kecil. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Tanpa adanya tanah yang dipijak, apartemen cenderung mengalami penyusutan nilai jual setiap tahunnya. Kelemahan lain dari investasi apartemen adalah bentuknya yang menyatu dengan apartemen lain dalam satu gedung yang sama. Hal ini membuat jika suatu hal rusak, seperti pipa air atau kelistrikan, maka banyak apartemen yang tidak terlibat justru ikut menderita dan memerlukan perbaikan. Hal ini tentu saja akan mengundang kerugian dalam hal perawatan apartemen. Satu hal lagi yang patut diperhatikan adalah bentuk dari apartemen yang berada dalam satu gedung tinggi dan bersama-sama dengan banyak warga lain, yakni jika ada bencana seperti gempa, maka evakuasi pun jauh memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan mereka yang yang harus susah payah dan berdesak-desakan keluar dari gedung apartemen nan tinggi.

Sumber: http://pakarinvestasi.wordpress.com/