Kita tentu pernah mendengar peribahasa bahwa waktu adalah uang. Banyak yang mengartikan bahwa itu berlaku bagi orang-orang sibuk saja. Dimana orang-orang sibuk tersebut memiliki waktu yang sangat terbatas sehingga setiap detiknya adalah berharga. Tentu saja pengertian seperti kurang tepat walaupun tidak sepenuhnya salah.

Setiap orang harus menghargai waktu yang dimilikinya. Tidak perduli ia sibuk atau tidak. Waktu memiliki sifat pasti yaitu tidak dapat kembali maupun dipercepat. Maka jika kita belum memiliki kesibukan, kesibukan itu harus segera dicari.

Orang-orang yang sukses selalu dapat memanfaatkan waktu yang dimilikinya dengan lebih efektif. Bahkan di sanalah perbedaan utamanya. Orang-orang yang belum sukses cenderung akan menghambur-hamburkan waktunya untuk hal-hal yang kurang penting. Ketika seorang anak muda sedang menghabiskan waktunya dengan nogkrong di pinggir jalan, seorang penemu Facebook sedang sibuk mengutak-atik komputer. Ketika kita sedang tidur siang di teriknya matahari, seorang juara tinju dunia sedang berlatih fisik mengelililngi lapangan.

Lebih jauh lagi, ketika seseorang sedang menghabiskan gaji bulananya untuk bersenang-senang, ada sebagian orang yang rela menunda kesenanganya untuk tabungan masa depan. Pertanyaanya, termasuk golongan manakah kita. Yang menghamburkan uang atau yang menabung untuk tabungan masa depan?

Waktu adalah uang karena sama-sama tergantung dari siapa yang menggunakanya. Jika waktu muda seseorang rela menunda beberapa kesenanganya, padahal ia bisa, maka ia sedang menabungnya untuk masa depanya nanti.

Masa muda adalah investasi dan harta yang sangat berharga. Maka siapapun yang berhasil memanfaatkanya untuk hal-hal yang baik, maka masa tuanya akan lebih baik. Begitupun sebaliknya, mereka yang masa tuanya kurang sejahtera, mungkin jawabanya adalah sejarah masa mudanya.