6. Tidak Memiliki Cukup Keberanian

Apabila ingin menjadi great investor, mulailah dengan berinvestasi. Pelajari dan pahami seluk beluk dunia investasi, serta produk-produk turunannya. Lebih penting lagi adalah memahami resiko yang mungkin ada. Setiap jenis investasi pasti ada resiko yang bisa muncul di kemudian hari, sehingga seorang investor harus cerdas memanage resiko melalui berbagai strategi yang dapat dikelola.

7. Memiliki Harapan yang Tidak Realistis

Sebagian besar orang yang berinvestasi tidak memahami adanya resiko. Mereka lebih banyak memikirkan pertumbuhan investasinya daripada resiko kerugian yang mungkin. Padahal dalam menyiasati adanya resiko kerugian adalah bagaimana mengelola resiko tersebut. Hal ini disebut dengan risk management.

8. Kurang Sabar atau Cepat Bertindak

Investasi merupakan penanaman dana (modal) yang dimiliki dengan harapan akan mendapatkan keuntungan finansial di masa mendatang. Investasi ini memang bersifat jangka panjang, sehingga seorang investor harus menunggu untuk mendapatkan hasil dari investasi tersebut. Dalam hal ini, sebagai suatu progaram berjangka panjang, seorang investor harus selalu menerawang jauh ke depan, serta hindari mengambil keputuasan yang terlalu cepat atau emosional. Lakukan step by step secara terukur.

9. Mudah Terpengaruh

Seorang investor terkadang memperoleh informasi yang terlalu berlebih, sehingga dapat mengaburkan atau mempengaruhi analisis yang telah diperoleh sebelumnya. Selain itu, terkadang seorang investor mudah terpengaruh dengan rencana bisnis yang menjanjikan kaya dalam waktu singkat atau sekejap ‘get rich quick scam’. Selain itu, lupakan hukum ekonomi yang paling mendasar, yaitu high risk high return, ‘pengembalian tinggi pasti beresiko tinggi pula’. Misalnya menginvestasikan uang dalam bentuk deposito bank, maka bunga yang diperoleh akan lebih rendah. Namun jika diinvestasikan dalam suatu bisnis seperti makanan, dapat memperoleh pengembalian modal 100 %.