Biasanya setiap pergantian tahun bermunculan prediksi-prediksi dari pakar ekonomi mengenai jenis investasi apa yang menguntungkan dan mana yang sebaiknya dihindari. Namun, apakah prediksi itu selalu akurat? Ada banyak faktor yang memengaruhi suksesnya berinvestasi, di antaranya waktu investasi, besarnya aset untuk alokasi investasi, dan perkiraan laju inflasi. Maka akan lebih aman kalau mulai berinvestasi di bidang-bidang yang tidak terlalu terpengaruh signifikan oleh laju inflasi. Salah satunya adalah investasi properti.

Properti termasuk pilihan investasi yang paling menarik. Seperti yang kita tahu jumlah properti yang ada  dan jumlah penduduk yang membutuhkannya tidaklah sebanding. Kondisi yang ada saat ini adalah pertumbuhan jumlah penduduk jauh lebih cepat daripada properti.

Ambil contoh saja kebutuhan akan rumah. Jika kita membeli rumah di desa, mungkin saat ini belum terlalu ramai sehingga harganya masih relatif murah. Namun, apakah keadaannya akan tetap sama dalam satu atau dua tahun mendatang? Tentu saja tidak.

Dari harga tanahnya saja, kita sudah bisa mendapatkan keuntungan karena harga tanah cenderung naik setiap tahunnya. Selain itu, kita juga mendapatkan keuntungan dari bangunan yang dimiliki yang semakin meningkat harganya.

Akan tetapi, bisnis properti memiliki kesulitan tersendiri, yaitu kalau tidak cakap atau punya pengetahuan dan jaringan yang cukup, akan susah untuk menjualnya kembali. Risiko lain adalah bisa saja bukannya mendapatkan keuntungan dari penjualan, kita malah harus mengeluarkan biaya rutin untuk perawatan.

Karena itu, para pemilik properti lebih menyukai menyewakan properti yang dimilikinya daripada didiamkan begitu saja. Pertimbangannya adalah menyewakan properti cenderung mudah daripada menjualnya.

Maka investasi properti adalah salah satu tabungan masa depan yang sangat menjanjikan karena tidak terlalu terpengaruh arus naik turun inflasi.

#tabunganmasadepan