Lokasi menjadi faktor penting dalam bisnis properti. Dalam dunia marketing, ada istilah sunrise dan sunset area untuk menggolong lokasi properti. Tak ada salahnya, meski bukan seorang marketing properti, kita tahu apa arti dari kedua istilah tersebut.

Sunrise area merupakan sasaran jual dan beli yang sangat potensial diperebutkan pembeli. Sunrise area sebenarnya cuma istilah yang dipakai untuk menggambarkan sebuah kawasan hunian yang mengusung potensi yang cerah, seperti matahari baru bersinar, sampai masa lima tahun ke depan. Area ini mempunyai tingkat pertumbuhan harga tanah di atas rata-rata. Ada tiga jenis area yang tergolong dalam kategori ini.

Pertama, kawasan baru dan berkembang. Di kawasan ini terjadi pengembangan properti baru yang terus-menerus karena berusia relatif muda dari kawasan lainnya. Pengembangan ini diperuntukkan untuk bermacam-macam kebutuhan antara lain pemukiman, sentra bisnis, pusat pendidikan, area hiburan dan perbelanjaan, fasilitas kesehatan dan lainnya.

Kedua, kawasan tua tapi stabil. Kawasan ini telah lama berdiri, namun tetap stabil dengan terjadinya berbagai perubahan alih fungsi properti.

Ketiga, kawasan modern dan baru diperbaiki. Pembaruan yang dilakukan mencakup pembukaan jalan baru untuk mempermudah akses. Karena dapat dijangkau, area ini menjadi sasaran yang menarik untuk membuka sentra bisnis dan penjualan.

Sedangkan sunset area merupakan kebalikan dari istilah sunrise area. Kawasan ini juga terbagi atas tiga kategori.

Pertama, kawasan tua dan menurun. Kawasan ini ditandai dengan kematangan yang telah mencapai lebih dari 30 tahun. Kejayaan wilayah ini sudah lama berlalu.

Kedua, kawasan tua yang baru diperbaiki. Area ini sempat menjadi titik keramaian bisnis, namun perlahan mulai ditinggalkan.

Ketiga, kawasan tua dan jelek. Kawasan ini sudah benar-benar dalam keadaan memprihatinkan dan tidak dilirik oleh pelaku bisnis.

(Sumber: 2013, Matius Jusuf dalam ‘’Sunset & Sunrise Property’’ halaman 105-112)