3. Imbal Hasil yang Diharapkan

Ada banyak jenis investasi yang dapat dipilih, sebelum Anda memutuskannya. Sebaiknya ketahui terlebih dahulu karakteristik dari setiap jenis investasi. Hukum dasar dalam investasi adalah semakin tinggi hasil investasi semakin tinggi pula resiko yang yang timbul, ‘high risk high return, low risk low return). Hal ini bertujuan agar investor bisa bijaksana dalam menyikapi risk dan return, serta pilihan investasinya. Resiko selalu melekat pada instrumen investasi yang kita pilih dan paralel dengan imbal hasil yang diterima.

Tabungan atau deposito memiliki resiko yang lebih rendah karena dijamin oleh pemerintah (LPS- Lembaga Penjamin Simpanan). Namun memiliki resiko yang berupa, sangat peka terhadap inflasi, serta hasilnya pun rendah. Berbeda dengan investasi reksa dana atau investasi langsung di bursa saham atau valuta asing. Kita memiliki eksposure terhadap resiko fluktuasi pasar yang rentan terhadap kebijakan pemerintah dan perkembangan ekonomi dunia. Meskipun begitu memiliki potensi keuntungan yang cukup besar apabila perekonomian mulai membaik. Selain itu, jenis investasi properti juga tidak selamanya aman. Dapat kita lihat saat krisis ekonomi melanda AS, ada banyak kejadian, salah satu diantaranya adalah bencana alam yang dapat menghilangkan nilai tersebut.

4. Alokasi Aset atau Diversifikasi

Dalam investasi terdapat prinsip jangan menyimpan semua telur dalam satu keranjang. Artinya jangan menginvestasikan semua dana Anda pada satu jenis instrumen saja. Hal ini dilakukan untuk memperkecil resiko .

5. Monitoring Secara Berkala

Re-balancing portofolio investasi Anda sesuai dengan aset aplikasi dan profil resiko masing-masing. Sebaiknya lakukan hal tersbeut setiap enam bulan atau satu tahun sekali.